Di semua variant produk pasta gigi enzim terdapat kandungan enzim amiloglukosidase, glukose-oksidase dan laktoperoksidase. Ketiga komponen enzim tersebut akan berbaur dengan air ludah dan berperan dalam pembentukan hipotiosianat. Hipotiosianat berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatis). Hasil penelitian drg Juni Handajani, dkk menunjukkan bahwa pasta gigi enzim mempunyai daya anti bakteri terhadap Streptococcus Alpha mulai konsentrasi 5%. Hasil ini dapat diartikan apabila menggunakan pasta gigi enzim yang telah bercampur dengan air ludah sehingga terjadi pengenceran pastanya, maka pasta gigi enzim tersebut masih dapat berfungsi sebagai anti bakteri terhadap Streptococcus Alpha. S. Alpha merupakan bakteri yang dominan pada awal pembentukan plak gigi dan selalu ada di dalam plak gigi. Plak gigi merupakan penyebab utama terbentuknya gigi berlubang dan penyakit jaringan penyangga gigi (Carranza, 1990). Pengendalian plak gigi dapat dilakukan melalui cara mekanis yaitu menyikat gigi dengan pasta gigi (Lestari dan Boesro, 1995).
Sistem Laktoperoksidase
Laktoperoksidase system atau biasa disingkat LP-s adalah suatu sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme yang secara alamiah ada di dalam air ludah. LP-s dapat berfungsi sebagai bakteriostatik jika tersedia komponen-komponennya. Komponen-komponen tersebut adalah tiosianat, H2O2 dan enzim laktoperoksidase.
Penelitian menunjukkan ion tiosianat yang berasal dari kelenjar ludah sudah tersedia di dalam air ludah, sedangkan hidrogen peroksida dibentuk oleh mikroorganisme.
Enzim laktoperoksidase dan SCN– (Tiosianat) hampir selalu ditemukan dalam air ludah dengan jumlah yang cukup memadai. Hambatan pertumbuhan bakteri oleh air ludah yang kurang memadai dapat disebabkan karena relative kekurangan H2O2 (hidrogen peroksida). Dosis H2O2 sangat penting karena pada kekurangan H2O2 bakteri mampu mengurangi OSCN– (Hipotiosianat) lagi, sedangkan pada kelebihan H2O2 oleh penguraian OSCN– akan hilang lagi. Jadi pembentukan H2O2 secara perlahan-lahan penting untuk mengaktifkan kembali sistem laktoperoksidase yang terdapat di dalam air ludah. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem enzim yang membentuk H2O2 yaitu dengan enzim amiloglukosidase dan glukose-oksidase (Amerongen, 1991).
Adanya kerusakan sistem alamiah laktoperoksidase (LP-s) di dalam rongga mulut merupakan penyebab berbagai penyakit rongga mulut. Kerusakan LP-s ini dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan kimia seperti perasa, pewarna, pengawet dan pembasmi hama. Pemakaian deterjen (Sodium Lauril Sulfat) di dalam pasta gigi dan antiseptik di dalam obat kumur yang berlebih-lebihan juga mempunyai andil besar dalam kerusakan LP-s di dalam air ludah.
Sistem Enzimatik
Prinsip dasarnya adalah mengembalikan fungsi sistem alamiah laktoperoksidase di dalam air ludah. Karena tiosianat sudah tersedia di dalam air ludah, maka sistem ezimatik ini difungsikan untuk membentuk hidrogen peroksida yang cukup untuk bereaksi dengan tiosianat agar terbentuk hipotiosianat. Enzim yang digunakan adalah Amilogluco-Oksidase (AMG), Gluco-Oksidase (GO) dan Laktoperoksidase (LPO). Adapun proses pembentukan hidrogen peroksidasenya adalah sebagai berikut : enzim amiloglukosidase memfermentasi sisa makanan diubah menjadi glukosa. Glukosa ditambah dengan H2O (air ludah) dan O2 yang ada di mulut diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Reaksi kedua ini menggunakan katalisator enzim gluco-oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan tiosianat yang sudah ada di dalam ludah akan menghasilkan hipotiosianat dan air. Hipotiosianat inilah yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatis) (Agung, 2003).
Amilogluco-Oksidase dan Gluco-Oksidase dalam sistem enzimatik berfungsi membangkitkan pembentukan hidrogen peroksida yang diperlukan agar sistem laktoperoksidase dapat bekerja optimal. Dengan penerapan sistem enzimatik, pertumbuhan mikroorganisme di dalam rongga mulut berkurang karena Laktoperoksidase sistem dikembalikan fungsinya sebagai pertahanan alamiah (Agung, 2003).